Feeds:
Posts
Comments

Posts Tagged ‘guru’

526429_226353757509302_572340234_nKita di Indonesia sangat familiar dengan Imam Syafi’i (150–204H), seorang ulama besar yang melahirkan Mazhab Syafi’i yang banyak diacu di Asia Tenggara ini.  Mendalami Ilmu Fiqh, ia seorang guru sekaligus murid dari banyak ulama yang datang dari berbagai penjuru .

Iman Syafi’i ini masih kerabat Rasulullah SAW dari garis Al-Muthalib yang saudara Hasyim kakek Rasulullah SAW.  Ia terkenal kecerdasannya dan sangat antusias untuk belajar pada berbagai ulama di Makkah.  Karena sudah kehabisan guru, pada umur 20 tahun ia datang ke Madinah untuk berguru pada seorang ulama besar ketika itu yaitu Imam Malik, seorang ahli fiqh yang sangat dihormati karena ilmunya dulu banyak didapat langsung dari Rasulullah SAW.

Pada zaman itu hidup pula seorang ulama yang mumpuni bernama Abdurrahman bin Mahdi (135H-98H) atau Ibnu Mahdi yang sejak muda sudah rajin menuntut ilmu.  Beliau belajar pada banyak ulama terkenal dan kelak juga mempunyai banyak murid; diantara murid beliau yang terbilang adalah Ahmad bin Hambal atau Imam Hanbali yang melahirkan Mazhab Hanbali.  Para ulama dan murid-muridnya ini sangat mengagumi kemhebatan Ibnu Mahdi dalam hal hadits dan hafalan Al-Quran.

Muridnya Ali bin Al-Madini mengatakan:  “Manusia yang paling paham tentang hadits adalah Abdurrahman bin Mahdi.”  Ayub Al-Mutawakil mengatakan, “Jika kami ingin membandingkan dunia dengan agama maka kami datang ke rumah Abdurrahman bin Mahdi.”  Penilaian lainnya: “Saya tidak pernah melihat seorang pun, yang lebih teliti terhadap sesuatu yang dia dengar dan terhadap hadits, melebihi Abdurrahman bin Mahdi,”  “Dua puluh ribu hadits didiktekan kepada saya oleh Ibnu Mahdi dengan hafalan, ” dan “Ketika Abdurrahman bin Mahdi menyampaikan kajian, tidak ada satu pun orang yang berbicara, menajamkan pensilnya, dan tidak ada yang berdiri. Seolah-olah di atas kepala mereka ada burung atau seolah-olah mereka sedang salat …. Bacaan beliau setiap malam adalah setengah Alquran.”

Imam Ahmad bin Hanbal (164 – 241H) berasal dari kota Baghdad namun masih dari rumpun moyang Rasulullah SAW.  Yatim dan miskin sejak kecil, ia dibimbing ibunya yang shalehah sehingga sangat cinta pada ilmu, kebaikan, dan kebenaran.  Ia tidak pernah berhenti menuntut ilmu dan mendatangi guru-guru meskipun sudah menjadi imam dengan kedudukan yang tinggi dalam kaum muslimim.

Salah satu karya beliau adalah kitab Al-Musnad yang memuat empat puluh ribu hadits sahih yang diakui para ahli, selain tafsir Al-Qur’an dan beberapa buku lainnya.  Ilmunya yang mumpuni telah menghasilkan buah dalam bentuk Mahzab Hanbali yang tersebar di Syam dan Iraq.  Namun di zamannya ia menghadapi konflik pendirian dengan sultan sehingga ia dipenjara seama tiga periode pemerintahan sultan, sebelum dibebaskan oleh seorang sultan yang arif dan bijaksana.  Pengalamannya itu makin membuat pemikirannya diikuti dan mengharumkan namanya.

Dari keterangan singkat ini saja kita sudah dapat merasakan bagaimana mumpuninya para imam ini dalam berilmu dan memertahankan keyakinannya.  Sejarah telah pula mencatat mereka sebagai orang-orang yang banyak beramal shaleh dan berakhlak mulia.  Walau usia mereka cukup berbeda tetapi atas kecintaan pada Allah Swt, mereka saling menghargai dalam berilmu dan sangat dekat satu sama lain.

(sudah dimuat di kompasiana.com/efki)

Read Full Post »